Catatan Kopi, Prof. Sri Mulato : (2) Produktivitas Kopi

Prof Sri MulatoSaat ini, produktivias kopi di tingkat petani  umumnya mencapai 600 kg/Ha. Menurut Prof. SriMulato, pakar kopi dan kakao, jumlah produktivitas ini masih bisa ditingkatkan menjadi 2 ton/Ha. Kemampuan produksi tersebut masih punya kemungkinan untuk dinaikan lebih besar lagi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kopi dalam rangka perbaikan hasil kopi.

Faktor-faktor yang menentukan quantitas dan qualitas dari kopi adalah : (1) bibit yang unggul, (2) Ekosistem yang tepat, (3) Pemeliharaan yang baik, (4) Populasi tanaman kopi yang sesuai.

Populasi tanam, jika mengacu ke standar yang umum, adalah 1500 pohon/Ha. Akan tetapi jika tanah dan iklim yang bagus, maka populasi dapat ditambah menjadi 2000 pohon/Ha. Pengalaman budidaya kopi di Vietnam menunjukkan bahwa  populasi 3000-3500 pohon/Ha. Akan tetapi, sangat penting untuk dipahami bahwa semakin besar populasi, maka semakin besar pula nutrisi tanah yang harus dipenuhi. Demikian juga dengan perawatan akan semakin extra.

Prof. SriMulato mengelola Coffee and Cocoa Training Centre, sedang mengembangkan program untuk mengintegrasikan proses budidaya kopi di tingkat petani dan juga pihak-pihak lain yang terkait dalam rantai komoditas kopi. Pengelolaan yang baik di tingkat petani akan menjadi kunci konsistensi kualitas kopi di tingkat end-user.

Berkaitan dengan integrasi ini, maka Rumah Kopi Karo akan memfasilitasi pengujian sample kopi dari berbagai wilayah di Tanah Karo. Pengujian akan dilakukan di fasilitas lab CCTC, Surakarta- Jawa Tengah. Harapannya masing-masing wilayah akan mengirimkan sample, dan kemudian hasil pengujian ini akan dipetakan menurut daerah asal sample. Hal ini sangat penting sebagai langkah awal untuk memetakan kualitas kopi saat ini. Hasil pengujian tersebutlah yang akan menentukan langkah-langkah apa  yang harus dilakukan untuk perbaikan pengelolaan kopi.

Kedepan pemetaan kopi, dari hasil pengujian , akan diupayakan agar mampu menyambungkan interaktsi secara real-time antara petani, pembeli, penyuluh, dan peneliti.

Tolak Ukur Mutu Biji Kopi,

  • Analisa ukuran biji kopi.
    1. Tujuan: mengetehui kemampuan petandi dalam produksi
    2. Indikator :
      1. Ukuran biji besar ( diameter >7 mm),Mengindikasikan tanaman berasal dari bibit unggul, sehat, terawat dan dipanen tepat matan (buah merah)
      2. Ukuran biji sedang ( diameter 6 mm), mengindikasikan tanaman kurang terawat dan dipanen sebelum buah merah.
  • Ukuran biji kecil ( diameter 5 mm), mengindikasikan tanaman tidak baik dan dipanen saat masih hijau
  • Analisa biji cacat (defect).
    1. Tujuan : untuk mengetahui jenis dan penyebab cacat
    2. Indikator :
      1. Warna biji hitam, mengindikasikan buah diserang jamur saat di pohon atau buah jauth ke tanah
      2. Biji geripis dan berlupang, mengindikasikan dierang hama
  • Biji pecah, mengindikasikan adanya benturan fisik saat buah dikupas (pulping) atau saat kering (hulling)

Kebutuhan sample : Ideal sebanyak 3 kg, akan tetapi 2 kg juga masih bisa diupayakan.

Untuk melakukan pengujian maka diperlukan SDM yang mumpuni dan juga laboratorium yang memadai. RumahKopiKaro akan bergerak kearah ini, bekerjasama dengan CCTC, untuk membantu meningkatkan produktivitas kopi di tingkat petani dan juga menjadi jembatan bagi pihak-pihak lain yang terkait dengan pengembangan kopi. (disusun ulang oleh : Joni Hendra Tarigan)

Check Also

Kolaborasi SCOPI-ITFC dalam Menjaga Keberlanjutan Kopi di Indonesia

Takengon – Aceh Tengah, 06 September 2022 – Sustainable Coffee Platform of Indonesia  (SCOPI) bekerjasama …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *