Bagi yang tidak paham bahasa Jawa, izinkan saya menterjemahkan sejauh yang beta bisa. Just Do It. Itulah makna kalimat penggalan yang merupakan motto perusahan olahraga ternama NIKE.
Motto itu juga muncul seorang atlet Indonesia yang kini telah menginjakkan kakinya jauh dari kampung halamannya, Blitar dengan bahasa medok jawa timuran, kini ia terbiasa dengan bahasa mariachi. Anggy Sepdianto nama jawara badminton yang pernah sampai pada titik semifinal di Singapur pada dekade lalu dan kini menjadi salah satu calon pelatih olar raga terbaik di Peru.
Dari tangan dinginnya telah lahir srikanda dan srikandi badminton Peru. Anggy telah menorehkan sejarah tinta emas olahraga di negara tetangga nun jauh di sana.
Pemuda perjaka yang masih berusaia 32 tahun ini dengan masa depan cemerlang menanti ternyata sosok yang very humble bahkan pujaan hatinya, wanita yang beruntung, ternyata masih tetangga di Blitar, begitu candanya ketika beta mendapat kesempatan berzoom ria dengan Mas Anggy.
Ada sebuah pertanyaan yang saya simpan pada akhir pertemuan virtual kami, apakah Anda tidak jatuh hati pada wanita-wanita cantik Peru? Tentu pertanyaan wajar pada perjaka yang dulunya memiliki sixpacks dan masa depan olaraga yang masih cemerlang. Dikontrak dua tahun untuk melatih di Peru, kini hasilnya telah membuahkan kebanggan bagi masyarakat Peru dan tentu saja Indonesia sebagai la tierra madre nya, sang pelatih kita.
‘Mas, saya sudah punya pasangan, dan si dia tinggal di Indonesia.” jawabnya tersipu malu tanpa menyebutkan siapa nama gadis tambatan cinta sang pelalanglang buana.
O ya, sebelum mengahiri tulisan ini saya ingin mengulangi kalimat sang pelatih ‘Saya selalu mengatakan dengan penuh kebanggaan bahwa saya orang Indonesia.”
Mas Anggy, kita bangga padamu!
Advent Tambun
Inisitor Sinabung Karo Jazz
