Natalia Ramirez Franco, sinden cantik dari Argentina

Pada 15 Desember 2021, UNESCO mendeklarasikan gamelan sebagai warisan budaya tak benda. Kabar baik ini tidak hanya menjadi kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia tetapi juga bagi banyak orang dari berbagai negara. Gamelan telah menyentuh banyak hati, dan salah satunya adalah Natalia Ramirez Franco, penyanyi Argentina yang berperan sebagai sinden bersama gamelan Sang Bagaskara.

Petanyaan (P) Saya sangat terkesan, saya pikir orang Indonesia juga terkesan melihat dia bisa menjadi penyanyi ‘sinden’. Kapan pertama kali Anda tertarik dengan musik gamelan?

Jawaban (J) Saya belajar Gamelan sejak tahun 2017 di KBRI Buenos Aires, Argentina. Awalnya saya mendedikasikan diri untuk bermain musik dan memahami bagian instrumental paling dasar yaitu balungan. Di sisi lain, ketika saya sedang bermain gamelan, saya juga mengambil kursus bahasa Indonesia di kedutaan Republik Indonesia. Setelah 2 tahun, saya mulai berkonsentrasi pada menyanyi dan mampu menerapkan pengetahuan yang saya peroleh di kursus bahasa. Bersama Sang Bagaskara, grup musik gamelan di KBRI menjadi tempat saya berlatih dan tumbuh sebagai sinden.

(P) Bagaimana perasaan Anda ketika mendengar suara gamelan?

(J) Gamelan memiliki suara yang unik, yang menghubungkan saya dengan emosi yang mendalam. Irama yang berulang dari musik gamelan menghasilkan keadaan relaksasi dan harmoni kepada para pendengar, dan bahkan ketika saya bermain atau bernyanyi, saya merasa sedang bermeditasi.

(P) Bagi penyanyi Indonesia, menjadi ‘sinden’ bukanlah hal yang mudah. Bagaimana latihan Anda dan kesulitan apa yang Anda alami sejauh ini?

(J) Tantangan besar yang saya temukan sejak awal adalah tuning. Notasi gemlan sesuatu yang berbeda dari nada-nada musik yang sudah biasa saya gunakan, musik dan lagu Barat tentu saja. Dengan musik gamelan saya harus sepenuhnya membenamkan diri dan memusatkan pikiran pada nada yang di telinga saya, belum ada sebelumnya.

Sekalipun demikian, saya harus akui bahwa proses belajar saya selama bertahun-tahun di ESEAM Juan Pedro Esnaola, bersama dengan Vanesa Wallace, telah menjadi titik awal yang bagus.  Saya masih harus banyak belajar dari teknik khusus sinden, karena sinden memiliki suara dan nada yang berbeda. Kompleksitasnya memberikan warna yang khusus dan khas.

(P) Di Argentina, menjadi penyanyi ‘sinden’ tentu bukan hal yang biasa. Bagaimana tanggapan penonton setiap kali mereka melihat Anda bernyanyi sebagai ‘sinden’?

(J) Publik di Argentina merespon dengan sangat baik. Mereka selalu datang untuk berbagi pengalaman, karena ini adalah pertama mereka mendengar sesuatu seperti ini secara langsung., Saya berusaha keras untuk memastikan bahwa interpretasinya berjalan  dengan baik dan berusaha menyampaikan budaya Indonesia kepada penonton.

(P) Oh ya, satu hal yang saya ingin tahu, apakah Anda mengerti arti dari lagu yang dinyanyikan?

(J) Ya, saya memahaminya , itu karena bantuan dari guru gamelan kami, Pak Sis. Saya belajar teks lagu dan pengucapan yang benar dan mengartikannya. Bukan hanya sekedar menerjemahkan, tapi merasakan artinya agar bisa sampai kepada penonton.

(P) Apakah Anda ingat pertunjukan yang paling berkesan sebagai sinden?

(J) Salah satu pertunjukan yang paling berkesan adalah yang terakhir kami lakukan di Teater Globo. Pertunjukan malam itu sangat lengkap karena tidak hanya gamelan, tetapi juga tarian dan di dalamnya, sebagai sinden, saya bisa menyanyikan karya-karya klasik dan populer. Itu adalah presentasi yang paling indah yang pernah saya rasakan sebagai sinden.

(P) Apakah ada rencana yang bisa dibuat untuk masa depan sebagai sinden?

(J) Rencana saya saat ini adalah terus mempelajari seni yang indah ini, dengan bantuan guru saya dan juga usaha saya secara otodidak dengan melihat dan mendengarkan sinden lain. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya memiliki belajar teknik menyanyi, tetapi tidak sepenuhnya memadai untuk tampil sebagai sinden, oleh karena itu, saya akan terus belajar dari sinden lain. Dan saya juga berusaha berbagi dengan sesama seniman gamelan.

(Wawancara ini dibuat dilakukan secara tertulis dalam bahasa Spanyol dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia)

Check Also

Izaskun Ormaetxea de viajera empedernida a Co-Fundadora de Rutas Indonesia

Izaskun Ormaetxea, nacida en Gernika, España, llegó a Indonesia en 2014. Tras un largo periodo …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *