Wilmer Montoya, dari Peru, dikenal sebagai Pacha. Dari Jepang memberanikan dirinya, hingga tiba di Bumi Indonesia, dengan musik Andina/Andes.

panchaJika Anda sungguh-sungguh mencintai profesimu, suatu hari Anda akan dikejutkan oleh kesukesan. Tetapi, untuk mencapai momen tersebut, Anda harus menyiapkan diri dengan baik, berjuang hari demi hari dan terkadang harus keluar dan menapaki dunia yang tidak dikenal. Demikianlah riwayat Wilmer Montoya, yang dikenal sebagai Pacha. Yang telah hidup nyaman di Jepang, memberanikan diri hingga tiba di tanah yang asing untuknya, sampai saat ini. Selama bertahun-tahuan dia memainkan musik tradisional Peru, membawa musiknya itu ke semua kota dan sudut-sudut dunia dan sekarang di Indonesia, bersama Grup Chalwanka yang mana dia adalah pendirinya. Enam album telah direkam, berkolaborasi dengan banyak artis, tampil off air di banyak tempat dan tampil di berbagai program televisi, koran dan majalah. Pacha adalah duta terbaik kebudayaan Peru di Indonesia. Musik adalah bahasa universal, dan tanpa tahu awalnya, tak pula satu kata dalam Bahasa Indonesia, Pacha telah berjaya di pulau-pulau Nusantara (Indonesia)

Kapan persisnya tiba di Indonesia untuk pertama kalinya?

Tanggal persisnya saya tidak ingat pasti, tetapi di bulan September 2007.

Untuk kami ada sesuatu yang janggal, bahwa sebuah musik dari tempat yang jauh,  berani mengambil risiko seperti ini dalam hidup, apa motivasimu datang ke Indonesia?

Begini, saya berada di Jepang selama beberapa tahun dan ada seorang teman yang berbicara sangat baik tentang Indonesia. Selain itu juga mengatakan kepada saya bajwa orang-orang di sini kurang mengenal musik Andina/Andes. Waktu itu saya berpikir bahwa adalah sebuah kemungkinan yang bagus untuk melanjutkan, dengan karya yang dapat diandalkan untuk menyebarkan musik Andina/Andes dan Peru. Beberapa waktu kemudian saya merencanakan perjalanan, mengambil koper dan sekarang saya di sini.

Menarik. Sepertinya artis-artis memang demikian. Jarang bicara dan banyak berkarya. Apa kesan pertama saat menginjakkan kaki di bumi Indonesia?

Iklimnya, sangat panas. Tetapi saya lebih terkesan dengan kualitas manusia, meskipun bicara dengan bahasa yang berbeda, orang-orang cukup berusaha untuk bisa memahami saya, dan di setiap waktu selalu dengan banyak kebaikan.

Dan sekarang?

Saya pikir itu tidak berubah, setidaknya saya melihatnya seperti itu.

Tentang cara hidup orang Indonesia, bagaimana menurutmu? Tentu saja ada banyak perbedaan dengan orang-orang Peru.

Ya tentu saja, tetapi saya merasa tidak terlalu banyak perbedaan, sebaliknya saya merasakan satu lagi dan saya sangat nyaman. Orang Indonesia secara umum, terlepas dari sesuatu atau keadaan, tidak pernah kehilangan senyuman dan itu sangat bagus.

Saya melihat Anda telah mengatakan semua bagian positif dari negara ini. Tetapi kami tentu tidaklah sempurna. Mungkin ada sesuatu yang Anda tidak suka, saya kira. Adakah sesuatu yang tidak Anda sukai?

Pertama-tama tentu saja tidak ada orang yang sempurna atau masyarakat yang sempurna.Yang saya tidak suka adalah ketidaktahuan dan ketidaksadaran para perokok, yang melakukannya di semua tempat, di depan orang-orang yang tidak merokok, dan yang lebih berbahaya, di depan anak-anak dan perempuan yang sedang mengandung, saya pikir ini terutama, yang seharusnya diatur.

Anda mengatakannya karena Anda tidak merokok, bukan?

Memang betul saya tidak merokok, juga karena saya harus menjaga diri. Tidak perlu menyebutkan karena saya memainkan alat musik tiup dan bernyanyi. Rokok dapat mengubah suara dan setidaknya menurunkan kualitas, selain memainkan instrumen aerophone dibutuhkan  juga banyak daya. Merokok memiliki efek langsung pada profesi saya. Tapi itu bukan hanya tentang saya, juga harus melindungi kesehatan masyarakat dan untuk ini harus dibuat aturan dan mendidik mereka.

Kita bicara lain hal. Dapatkah Anda menceritakan sesuatu yang Anda rindukan dari negara Anda?

Semuanya. Negaramu adalah negaramu. Itu hanya satu dan unik. Keluarga, makanan, teman-teman dan berpergian di jalanan, itu agak sulit,  terutama di Jakarta sini.

Jakarta adalah dunia yang lain. Apakah Anda sempat mengunjungi beberapa kota? Solo, misalnya.

Indonesia itu sangat besar dan saya sudah mengunjungi banyak pulau, tapi belum mengunjungi Solo, tetapi saya sudah pernah ke Yogyakarta dan Magelang, dan dalam waktu dekat, saya berharap dapat mengunjungi Solo.

Sesuatu yang ingin Anda tambahkan tentang kesuksesan di Indonesia?

Semua seniman memimpikan kesuksesan, itulah sebabnya perlu bekerja keras, dalam kasus saya, supaya mereka mengenali musik yang saya mainkan, dari mana asalnya, kebudyaan yang mereka wakili dan yang mereka nikmati dengan setiap not musik yang berasal dari mereka, dan bagi saya, itu adalah sesuatu yang hebat dan memuaskan

Apakah Anda ingin berkolaborasi dengan grup musik Indonesia?

Beberapa waktu yang lalu saya bermain dengan sebuah grup musik tradisional Betawi, sekarang saya berbicara dengan beberapa musisi tradisional Batak, saya bersandar pada musik etnis, untuk proyek fusion atau kolaborasi, Peru – Indonesia. (Diterjemahkan oleh Rendhi)

iklan

ayunanrotan2

Kontak kami bila tertarik dengan ayunan rotan kualitas export: semogajayaindonesia@gmail.com

Check Also

Izaskun Ormaetxea de viajera empedernida a Co-Fundadora de Rutas Indonesia

Izaskun Ormaetxea, nacida en Gernika, España, llegó a Indonesia en 2014. Tras un largo periodo …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *